Selasa, 19 Juni 2012

7 Jam Saja


Tak terasa sebulan saya sudah stay di Salah satu negara Timur Tengah, Saudi Arabia. Benar kata pepatah, "waktu itu pasti terus berlari dengan cepat!", (jangan tanya pepatah dari mana, barusan saya yang buat ^_^). Pada momen ini masih lekat pada ingatan saya bagaimana pertama kali tiba di negara ini sebulan yang lalu.

Jadi begini ceritanya.. *dan kemudian suara angin berdesir, jangkrik, dan suara kodok bersaut2an..*

Setelah menempuh perjalanan sekitar hampir 12 jam, Alhamdulillah sampailah saya di tanah jazirah Arab, saya mendarat di Bandara King Khalid International Airport di kota Riyadh. Sebagai orang yang pertama kali menjejakkan kaki di Timur tengah, sendirian pula, saya mengalami rasa penasaran yang besar dan banyak pertanyaan dalam benak, kalut, gelisah, dan juga galau.. *lebay banget*..  seperti pertanyaan kemana dulu  setelah turun dari pesawat, kemudian setelah keluar dari bandara bagaimana suasana kota Riyadh, dan seterusnya dan seterusnya. Sendirian masuk bandara di negeri orang kali pertama sesuatu banget rasanya.

Alhamdulillah, saya memiliki teman yang sangat baik, Ilden namanya, dia menelponku bahwa ia sudah tiba di Bandara untuk menjemput saya, saat itu pukul tiga pagi, secara..pukul tiga pagi! anugerah banget saudara-saudara punya sohib seperti beliau, udah gitu beliau High Quality Jomblo lhoo.. (dibayar berapa nih ane sama ilden..hehe). Aku yang sedang membawa koper dengan penuh suka cita dan optimisme, sambil menerima telpon darinya kukatakan kepada sahabatku itu untuk menunggu sekitar mungkin beberapa menit lagi keluar bandara karena harus masuk ke bagian imigrasi.

Tibalah aku di antrian untuk imigrasi, ternyata sudah ada ratusan orang disana, dari berbagai etnis dan bangsa. Afrika, India, China, dan entah dari bangsa mana. Mayoritas India. Aku katakan kepada Ilden melalui sms, mungkin sejam keluar dari bandara karena cukup banyak yang di antrian imigrasi ini.
Sejam menunggu pun terlihat tidak ada perkembangan berarti, posisiku masih di antrian belakang, kupun sholat shubuh terlebih dulu. Setelah sholat kembali ke antrian, setelah menunggu sejam lagi, tidak ada pula  kemajuan dalam barisan ini. Ada apa gerangan sampai terasa lama ya antrian ini? ada perasaan yang tidak enak menggelayuti diri.

Dua jam berikutnya hanya sekitar beberapa meter aku maju. Masya Allah, sudah 4 jam antri tidak ada perkembangan!. Aku terus memberitahu kawanku itu bahwa antrian imigrasinya begitu lama. Aku hendak berusaha melihat-lihat counter imgrasi ingin tahu apa yang terjadi kenapa begitu lama proses imigrasi ini. Pastinya, rasanya ga enak banget kepada sahabatku yang sudah nunggu empat jam lamanya. 

Setelah aku berusaha melongok lebih dekat ke arah para petugas imigrasi, ternyata oh ternyata, para petugas imigrasi ini begitu terlihat santai nya melayani para warga yg ingin diproses, rekam sidik jari dan foto. KUlihat mereka sambil merokok, sambil mengobrol, sambil pegang-pegang hape, bahkan mondar mandir tidak jelas.

Di jam kelima aku menunggu ada kejadian yang cukup luar biasa menguji kesabaran, barisanku diselak oleh satu barisan wanita dari Afrika, mungkin TKW dari afrika ya..positif thinking ku mungkin karena mereka wanita jadi didahulukan.. oke gapapa deh pikirku saat itu..

Bertambah pula menunggu sejam. dan tiba-tiba sang petugas keluar dan menutup counternya tanpa ada yg berjaga disitu. "Heii, mau kemana loe? gue udh nunggu 6 jam dimari loe malah keluar ga ada yg gantiin..apa-apaan ini??" teriakku dalam hati, dan posisiku saat itu sudah nomor dua dalam barisan. Kebayang kan betapa dongkol nya saat itu.

Di jam 6.5 kembali barisanku diselak oleh 3 wanita afrika karena diininstruksi oleh petugas, oke deh gpp.. sambil muka manyun..dan.. Alhamdulillah di jam ke 7 lebih 3 menit 23 koma 5 detik.. (agak didramatisir), aku masuk ke counter untuk di rekam sidik jari dan difoto, terima 10 angka entry number and done. ga lebih dari 3 menit!.

Coba bayangkan man teman..bayangkan..kalau itu para petugas kerjanya bener ga pakai merokok, mengobrol, mondar mandir..insya Allah tidak sampai tiga jam saya mengantri.

Ada beberapa hikmah dari peristiwa menunggu antrian selama 7 jam ini. Pertama, yang pasti saya jadi banyak-banyak istighfar ketika rasa kesabaran sedang diuji seuji-ujinya. Kenapa baik untuk banyak istighfar? Karena selain memohon ampunan atas segala dosa kita, istighfar juga dapat mendatangkan kegembiraan seperti hadits dari Rasul Shallallaahu 'alaihi wa sallam :

"Barang siapa yang selalu beristighfar,maka Allah akan menjadikan keluhkesah kegembiaran,kesempitan menjadi keleluasaan" [HR.Ahmad & Abu Daud]

Kedua, karena saya orangnya selalu berorientasi pada perbaikan, maka saya jadi terpikir bagaimana cara membuat sebuah pelayanan imigrasi itu baik, kepada siapapun, baik itu orang kulit hitam atau putih, kepada kelas atas atau kelas para buruh pekerja. Intinya, sebentuk pelayanan untuk kepentingan masyarakat umum itu adalah kewajiban seorang pemimpin untuk melayani. 

Sistem yang sudah baik harus ditopang oleh personal yang baik pula. kalau semua petugas disiplin, antusias, cekatan, insya Allah saya yakin pelayanan akan jauh lebih baik dan lebih cepat. Saat itu saya jadi terpikir ga mungkin membawa keluarga (anak istri) ke Riyadh mengingat pelayanan imigrasi yang kurang oke, tapi belakangan informasi yang saya dapat dari senior yang sudah lama bekerja dan stay disini, petugas imigrasi di Riyadh sangat welcome terhadap keluarga yang membawa anak istri, jadi mestinya didahulukan. Alhamdulillah deh seneng denger nya, berarti ada sisi baiknya juga ya para petugas imigrasi disini.
 
Selepas dari bagian imigrasi yang cukup menguji kesabaran iman dan taqwa itu aku memasuki wilayah bagasi untuk ambil koper. Setelah puaing -pusing (muter-muter) selama lima menit saya dapatkan koper saya dan sahabatku sudah menunggu di luar bandara. Sambil tersenyum kutanya sahabatku yang tersenyum menyambutku, "Berapa lama kawan kau menungguku? 7 jam saja. :)

*Kepada sahabatku ilden, terima kasih atas segalanya my brother, your kindness will be never forget.. i owe you much.. :)